RUMPUT ODOT UNTUK PAKAN HIJUAN SAPI PERAH
Rumput odot merupakan salah satu varietas rumput
gajah (Pennisetum purpureum), sering dikenal dengan sebutan Dwarf Elephant Grass atau Mott Elephant Grass di
luar negeri, tanaman ini mampu tumbuh pada saat musim kemarau dengan tanah yang
tingkat kesuburannya rendah. Rumput jenis ini pertama kali ditemukan
oleh Dr.W. Hanna di Georgia, USA kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Dr.
Mott dan koleganya di Florida, USA. Di Indonesia sendiri, cikal bakal rumput
ini dikembangkan pada tahun 2007 oleh tenaga kerja Indonesia yang bekerja di
Kanada yang kemudian dikembangkan di seluruh Indonesia.
Produksi yang cukup tinggi menjadi keunggulan
tersendiri bagi rumput odot, terlebih pada musim penghujan batang rumput odot
terasa lebih lunak sehingga sangat digemari oleh kambing dan domba. Keunggulan
lain dari rumput odot adalah jumlah nutrisi yang cukup tinggi dibanding rumput
Gajah, sebagai ilustrasi jumlah protein kasar yang ada dalam daun rumput odot
mencapai 12-14% bahkan ada yang mencapai angka 17 %, disamping itu tingkat
kecernaan rumput odot mencapau 65-70%. Pada musim penghujan, interval
pemotongan pad antara 30 sampai 40 dengan jumlah anakan rumput odot mencapai 20
anakan pada setiap 2x masa panen.
Penggunaan
rumput odot sebagai pakan hijauan sapi perah mengakibatkan jumlah kadar lemak
susu lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan rumput gajah sebagai bahan
pakanya, yaitu rata – rata kadar lemak susunya sebesar 4,42 untuk pagi hari dan
5,06 untuk sore hari. Sedangkan sapi yang diberikan pakan rumput gajah
rata-rata kadar lemak susunya sebesar 4,37 untuk pagi hari dan 4,49 untuk sore
hari. Tidak hanya pada kadar lemak susu yang meningkat, namun jumlah hasil
produk susu perharinya juga meningkat, yaitu untuk sapi yang diberikan pakan
rumput gajah rata-rata hasil produk susunya sebanyak 7,92 liter per hari.
Sedangkan sapi yang diberikan pakan berupa rumput odot rata-rata hasil produk
susunya sebanyak 9,39 liter per hari
Komentar
Posting Komentar