RUMPUT PAKCHONG
Rumput Pakchong (Pennisetum purpureum cv
Thailand) adalah jenis rumput yang berasal dari Thailand sering disebut rumput
Pakchong. Awalnya para peternak mengenal jenis rumput ini dari mulut ke mulut.
Rumput Pakchong diteliti dan dikembangkan oleh Prof. Dr. Krailas Kiyothong
selama 6 tahun dan penanamannya dilakukan di daerah Pak Chong, Thailand. Rumput
Pakchong merupakan salah satu jenis rumput unggul. Rumput Pakchong merupakan
hasil persilangan antara rumput gajah (Pennisetum purpureum Schumach) dengan
Pearl millet (Pennisetum glaucum). Menurut Suherman dan Herdiawan (2021) rumput
Pakchong dapat tumbuh dengan baik diberbagai lokasi, tetapi akan berkembang
sangat baik pada tanah yang kaya akan bahan organik.
Banyak jenis rumput
Gajah yang sudah dibudidaya di Indonesia, tapi jenis rumput ini memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan jenis rumput yang lain. Menurut pembibitan CV.
Cahaya Baru perbedaan rumput Pakchong dan rumput Kolonjono terletak pada ukuran
tinggi, tinggi rumput Pakchong bisa mencapai sekitar 5 m namun batangnya
relatif tidak keras sehingga bisa dikonsumsi oleh ternak. Itulah mengapa rumput
Pakchong lebih disukai oleh hewan ternak seperti Sapi dan Kambing. Menurut
Suherman dan Herdiawan (2021), produksi rumput Pakchong per tahun berkisar
250-275 ton/ha dan kandungan protein kasar 16-18%. Berikut ini hasil
penelitian Sarker et al. (2019) tentang produktifitas rumput Pakchong yang
dipanen pada umur 70, 80 dan 90 hari.
Komentar
Posting Komentar